Posted: 29 Sep 2019 10:39 AM PDT
B A B I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang
Dinamika kehidupan masyarakat yang berubah begitu cepat di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya, memerlukan langkah penyesuaian dan akselerasi pembangununan sistem kinerja yang handal. Demikian halnya perubahan paradigma masyarakat terhadap pemerintah, menuntut pemerintah untuk secara konsisten mampu menampung dan berupaya menjawab semua tantangan serta mampu mengantisipasi arah gerak perkembangan dan perubahan tatanan masyarakat secara simultan. Percepatan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta munculnya paradigma baru dalam masyarakat Indonesia erat kaitannya dengan kinerja aparatur pemerintah yang harus diakui belum menampakkan hasil yang optimal. Tidak mengherankan, bahwa perkembangan yang telah terjadi berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan keahlian, berdampak langsung pada perubahan internal mengkait dengan penyiapan sumber daya manusia, upaya efisiensi, peningkatan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, dan kreativitas dalam penciptaan inovasi, serta intensitas kontrol masyarakat terhadap kinerja pemerintah kian membentuk tingkat keabsahan/legitimasi yang tinggi terhadap pemerintahan. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh setiap Pemerintah Kabupaten ataupun Kota, mempunyai kaitan langsung dengan proses pengangkatan dan penempatan yang dilakukan pada awal seseorang menduduki jabatan tertentu. Pengangkatan dan penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan menimbulkan pemborosan (inefisiensi dan inefektivitas) di sana-sini. Oleh karena itu proses pengangkatan dan penempatan perlu menjadi perhatian semua pihak, terutama pengambil kebijakan agar dalam menjalankan rencana kerja suatu Pemerintah Kabupaten atau Kota terjadi efisiensi dan efektifitas kerja.
Konsekuensi dari hal itu, diperlukan pegawai yang mempunyai kemampuan, integritas tinggi dan sinergitas dukungan aparatur yang tangguh dan sesuai kualifikasi, terutama untuk mengembangkan kreativitas pegawai dalam melaksanakan berbagai tugas sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya, serta menempatkan pegawai yang tepat pada tempatnya. Konsep penemptan pegawai dengan prinsip the right on the right place or the right man on the right job adalah suatu istilah yang tepat saat ini untuk menggambarkan bagaimana semestinya para pegawai di suatu instansi baik itu pemerintahan maupun instansi swasta ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan kemampuan dan kualifikasi pendidikannya sehinga mereka dapat menjalankan tugas dengan baik, efisien dan efektif sebagaimana tujuan dari suatu organisasi. Jika meminjam konsep Webber mengenai tipe ideal birokrasi maka dapat diperoleh suatu gambaran bagaimana suatu organisasi memperhatikan bagaimana tingkat spesialisasi pekerjaan dalam hal bagaimana kemudian para pegawai ditempatkan pada posisi-posisi yang sesuai dengan bidang keahliannya sehingga tercapai suatu kefektifan dan keefisienan dalam mengerjakan tugas-tugas organisasi itu sendiri. Selain itu menurut Webber bahwa untuk kemudian menempati suatu posisi dalam organisasi dalam hal promosi ataupun kenaikan jabatan harus melalui mekanisme-mekanisme yang selektif sehingga pegawai-pegawai yang akan menempati posisi-posisi tersebut nantinya memiliki kualitas dalam melaksanakan tanggung jawabnya akan tugasnya.
Penempatan sebagai bagian dari faktor yang mempengaruhi kualitas layanan, lebih disebabkan karena proses penempatan tersebut berkaitan dengan kesesuaian dan keseimbangan antara kemampuan yang dimiliki oleh pegawai dengan jabatannya. Jabatan itu sendiri adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang pegawai negeri sipil dalam satuan organisasi, sementara itu jabatan struktural
diartikan sebagai suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang pegawai negeri sipil dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi negara Karena itulah proses ini penempatan pegawai dalam jabatan struktural merupakan titik awal dari keberhasilan layanan kepada masyarakat di masa mendatang.
Pelaksanaan pengangkatan pegawai dalam jabatan struktural dalam prakteknya sering tidak sesuai dengan peraturan. Hal inilah yang sering menimbulkan masalah kepegawaian, beberapa faktor yang kemudian sering terjadi menjadi akibat dari ketidak efektifan suatu pemerintahan dalam penempatan para pegawainya antara lain konsekwensi pada saat suatu daerah setelah melaksanakan pemilihan kepala daerah yang mana suatu fenomena baru yang terjadi hampir disetiap daerah bahwa pemimpin baru cenderung memutasi habis-habisan pegawai yang mereka anggap tidak mensupport mereka pada saat pemilihan, walaupun dengan dalih untuk merefresh suasana pemerintahan namun hal ini tentunya suatu yang tidak lazim, yang sangat mencederai citra birokrasi di pemerintahan ini. Selain itu rasa tidak senang dengan pejabat yang diangkat karena merasa pengangkatan tersebut tidak adil. Rasa tidak senang ini sering kali berakibat menurunnya tingkat kerja sama dengan pejabat yang bersangkutan sehingga akhirnya pekerjaan yang menjadi tanggung jawab bersama antara pegawai yang bersangkutan dengan pejabat tersebut menjadi kurang baik hasilnya. Selain itu sering ada rasa kurangpuas dari pegawai yang lain yang akhirnya berakibat pada menurunnya prestasi kerja pegawai .
Dari deskripsi-deskripsi tersebut maka kami tertarik untuk mengetahui lebih mendalam bagaimana penerapan konsep penempatan pegawai dengan prinsip the right man in the right place/job pada saat ini, beberapa hal yang berkaitan tentang konsep dasar, implementasi dan hal-hal yang dianggap perlu untuk dijadikan bahan rekomendasi dalam pelaksanaan konsep the right man in the right place/job.
Untuk Lebih Lengkap
Cara Download : 1. Klik Link/ Tulisan Download
2. Anda akan menemukan halaman baru adf.ly/
3. Klik pojok kanan atas Skip.
4. Pilih tombol Allowpada pojok kiri atas 5. Kini anda bisa Download Gratis
|
Posted: 29 Sep 2019 08:25 AM PDT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama ini banyak negara sedang berkembang telah berhasil menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tetapi masih banyak permasalahan pembangunan yang belum terpecahkan, seperti: tingkat pengganguran tetap tinggi, pembagian pendapatan tambah tidak merata, masih banyak terdapat kemiskinan absolut, tingkat pendidikan rata-rata masih rendah, pelayanan kesehatan masih kurang, dan sekelompok kecil penduduk yang sangat kaya cenderung semakin kaya sedangkan sebagian besar penduduk tetap saja bergelut dengan kemiskinan, yang terjadi bukan trickle down tapi trickle up. Keadaan ini memprihatinkan, banyak ahli ekonomi pembangunan yang mulai mempertanyakan arti dari pembangunan.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua istilah yang berbeda, sekalipun ada beberapa ahli mengatakan sama. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pembanguanan ekonomi. Jadi akan ada pertumbuhan ekonomi jika ada pembangunan ekonomi dimana pembangunan ekonomi itu mengakibatkan perubahan-perubahan pada sektor ekonomi. Pendirian industri-industri baru dan meningkatnya kegiatan ekspor dan impor akan membawa perubahan dalam sektor industri dan sektor perdagangan. Sektor pertanian juga akan berubah melalui pembangunan di bidang sarana dan prasarana, seperti penambahan ruasa jalan.
Untuk Lebih Lengkap
Cara Download : 1. Klik Link/ Tulisan Download
2. Anda akan menemukan halaman baru adf.ly/
3. Klik pojok kanan atas Skip.
4. Pilih tombol Allowpada pojok kiri atas 5. Kini anda bisa Download Gratis
|
Posted: 29 Sep 2019 01:23 AM PDT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan Jepang yang mampu mengimbangi dominasi dunia barat dalam aspek ekonomi dan teknologi, setidaknya membuka mata kita bahwa budaya lokal sutau bangsa dan ajaran agama dapat berpengaruh terhadap sistem manajemen dan etos kerja suatu bangsa. Jepang yang mulai bangkit dari reruntuhan perang tahun 1945 dalam waktu relatif singkat walau dengan keterbatasan sumberdaya alam dan teknologi, mampu mengubah kiblat manajemen yang tadinya di barat sekarang beralih ke timur, keberhasilan Jepang adalah bukti keberhasilan manajemen masa kini dan yang akan datang.
Mempertahankan dan melestarikan etos kerja banyak mengalami hambatan dan tantangan. Hambatan dan tantangan yang dihadapi antara lain adalah:
1. suka mengeluh, banyak menuntut, egois
2. bekerja seenaknya, kepedulian kurang
3. kerja seba tanggung, sering menunda, manipulatif
4. malas, disiplin buruk, stamina kerja rendah
5. pengabdian minim, sense of belonging tipis, gairah kerja kurang
6. terjebak rutinitas, menolak perubahan, kurang kreatif
7. bekerja asal-asalan, cepat merasa puas
8. jiwa melayani rendah, merasa hebat, arogan
Walaupun banyak tantangan yang dihadapi, masih ada peluang untuk meningkatkan etos kerja.
Untuk Lebih Lengkap
Cara Download : 1. Klik Link/ Tulisan Download
2. Anda akan menemukan halaman baru adf.ly/
3. Klik pojok kanan atas Skip.
4. Pilih tombol Allowpada pojok kiri atas 5. Kini anda bisa Download Gratis
|
Posted: 28 Sep 2019 09:20 PM PDT
|
Posted: 28 Sep 2019 06:16 PM PDT
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN EKOSISTEM
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu. Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.
Untuk Lebih Lengkap
Cara Download : 1. Klik Link/ Tulisan Download
2. Anda akan menemukan halaman baru adf.ly/
3. Klik pojok kanan atas Skip.
4. Pilih tombol Allowpada pojok kiri atas 5. Kini anda bisa Download Gratis
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar