Posted: 05 Oct 2019 10:23 AM PDT
|
Posted: 05 Oct 2019 08:17 AM PDT
BAB. I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Tanaman Pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan tanaman asli Indoesia, sudah terkenal sebagai tanaman rempah sejak abad ke 18. Sampai saat ini Indonesia merupakan produsen pala terbesar dunia (70-75%). Negara produsen lainnya adalah Grenada sebesar 20-25%, kemudian selebihnya India, Srilangka dan Malaysia.
Komoditas pala Indonesia sebagaian besar dihasilkan oleh perkebunan rakyat yaitu sekitar 98.84%, dengan pola budidaya ektensif jarang dipelihara. Luas areal pertanaman pala di Indonesia pada tahun 1996 mencapai 60.735 ha menurun menjadi 43.873 ha tahun 2000. Produksi tahun 2000 sekitar 7.587 ton, produktivitas tahun 1999 mencapai 482.8 kg/ha dengan total produksi sekitar 19.163 ton ( BPS, 2000).
Hasil yang diambil dari pala yang diperdagangkan di pasaran dunia adalah biji, fuli, dan minyak atsiri serta daging buah yang digunakan untuk industri makanan di dalam negeri. Biji dan fuli digunakan dalam industri pengawetan ikan, pembuatan sosis, makanan kaleng dan sebagai adonan kue, karena minyak atsiri dan lemak yang dikandungnya memberikan aroma merangsang nafsu makan. Minyak pala dari hasil penyulingan merupakan bahan baku industri obat-obatan, pembuatan sabun, parfum dsb.
Ekspor pala Indonesia tahun 1995 mencapai 2.976 ton dengan nilai 5.197.590 US $, sedangkan fulinya 1.63 ton dengan nilai 10.011.433 US $. (BPS, 1995). Pada tahun 2000, nilai ekspor mencapai 10.000 ton dengan nilai 39.000.000 US $ (BPS, 2000). Harga pala Indonesia di pasar dunia saat ini masih lebih rendah dibanding pala Grenada, hal ini diduga karena mutu yang kurang baik dan tidak dikuasainya sistem perdagangan luar negeri, meskipun pala Indonesia diketahui mempunyai aroma yang lebih baik.
Untuk Lebih Lengkap
Cara Download : 1. Klik Link/ Tulisan Download
2. Anda akan menemukan halaman baru adf.ly/
3. Klik pojok kanan atas Skip.
4. Pilih tombol Allowpada pojok kiri atas 5. Kini anda bisa Download Gratis
|
Posted: 05 Oct 2019 01:11 AM PDT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman tomat (Lycopersicum Esculentum Mill), berasal dari daerah Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropik. Bangsa Eropa dan Asia mengenal tanaman tomat pada tahun 1523. Namun pada waktu itu tanaman tomat dianggap sebagai tanaman beracun. dan hanya ditanam sebagai tanaman hias dan obat kanker. Tanaman tomat di tanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda, hal ini menandakan bahwa tanaman tomat sudah tersebar di seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik (Cahyono, 1998).
Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur pendek, artinya umur tanaman hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh manusia, karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Dalam buah tomat juga terdapat zat pembangun jaringan tubuh dan zat yang dapat meningkatkan energi. Tanaman tomat sangat dikenal masyarakat dan digemari karena rasanya yang manis-manis asam dapat memberikan kesegaran pada tubuh dan cita rasanya yang berbeda dengan buah-buahan lainnya. Bahkan kelezatan rasa buah tomat mi juga dapat menambah cita rasa dan kelezatan berbagai macam masakan. Kegunaannya sebagai penyedap masakan hanya sedikit, namun ketersediaannya tetap di dambakan sepanjang masa.
Metode pengendalian hama yang dipergunakan oleh petani sayuran saat ini adalah perlakuan dengan pestisida. Penggunaan pestisida secara kuanitaif dan kualitatif selalu meningkat sejalan dengan peningkatan intensitas sayuran, sehingga dapat dikatakan bahwa pestisida tidak dapat dilepaskan dari budidaya jenis-jenis sayuran tertenu seperti pada tanaman kubis, wortel, lombok, bawang putih dan bawang merah, kentang seta tomat.
Oleh karena penggunaan pestisida yang intensif di lapangan, residu pestisida dalam sayuran, terutama sayuran yang biasa dikonsumsi dalam bentuk bahan mentah, merupakan masalah sayuran yang perlu diperhatikan dalam hubungannya dengan kualitas dan keamanan sayuran terhadap kesehatan masyarakat. Untuk meneliti permasalahan tersebut perlu dilakukan analisis sejak dari perlakuan pestisida di lapangan sampai pada cara pengolahan sayuran.
Untuk Lebih Lengkap
Cara Download : 1. Klik Link/ Tulisan Download
2. Anda akan menemukan halaman baru adf.ly/
3. Klik pojok kanan atas Skip.
4. Pilih tombol Allowpada pojok kiri atas 5. Kini anda bisa Download Gratis
|
Posted: 04 Oct 2019 09:14 PM PDT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Vanili (Vanilla planifolia) adalah tanaman penghasil bubuk vanili yang biasa dijadikan pengharum makanan. Bubuk ini dihasilkan dari buahnya yang berbentuk polong. Tanaman vanili dikenal pertama kali oleh orang-orang Indian di Meksiko,Negara asal tanaman tersebut. Nama daerah dari vanili adalah panili atau perneli.
Tanaman panili atau si Emas Hijau merupakan komoditi yang menjanjikan. Namun tidak semua panili berharga "emas", hanya kualitas terbaiklah yang diberikan harga istimewa.
Vanili adalah tanaman jenis anggrek peredu,merambat membentuk sulur yang dijadikan bubuk untuk pengharum makanan. Tumbuhan ini merambat hidunya tahunan.
Lingkungan yang cukup penting bagi pertumbuhan vanili adalah ketinggian tempat. "Ketinggian yang paling cocok terletak sekitar 400 meter hingga 600 meter di atas permukaan laut.
Batang:Batang pada Vanili berrwarna hijau ,batangnya licin dan tidak keras,batangnya merambat membentuk sulur yang panjang
Daun : Daun tunggal,tulang daunnya sejajar,permukaanya licin,daunnya memanjang elips dengan ujung runcing panjang kurang lebih 10-15 cm dan lebar 3-5 cm
Bunga:Bunganya berwarna putih bagai angrek,berbelah 4 helai,permukaan halus dan lembut,benang sari dan putik dalam satu rumah namun perkawinannya harus dibantu manusia karena jarak antara putikdan benang sari berjauhan
Buah: Buah pada vanili sama seperti batangnya berwarna hijau memanjang yang membedakanya adalah buahnya berkelompok dari sebuah batang.
Biji : Berbentuk bulat
Akar : Akarnya serabut
Tanaman vanili pertama kali ditemukan oleh bangsa Astez, di hutan Meksiko, tahun 1530. "Penduduk asli Meksiko sudah lama mengenal buah vanili kering untuk dijadikan penyegar minuman cokelat karena baunya yang wangi. Vanili baru masuk ke Eropa tahun 1721, vanili selanjutnya dibawa oleh bangsa Belanda ke Indonesia pada tahun 1819, yang ditanam di Kebun Raya Bogor. "Tahun 1864 vanili baru dibawa ke Temanggung, Jawa Tengah. Dari sinilah vanili kemudian menyebar ke beberapa daerah, seperti Wonosobo, Bali, termasuk Samigaluh.
Perkembangan vanili terpesat di Pulau Jawa, terjadi tahun 1960-1970. Saat itu banyak sentra tanaman vanili bermunculan, yang hasilnya banyak diekspor. Karena itu, vanili Indonesia lebih dikenal dengan nama jJava vanilla bean.
Untuk Lebih Lengkap
Cara Download : 1. Klik Link/ Tulisan Download
2. Anda akan menemukan halaman baru adf.ly/
3. Klik pojok kanan atas Skip.
4. Pilih tombol Allowpada pojok kiri atas 5. Kini anda bisa Download Gratis
|
Posted: 04 Oct 2019 06:09 PM PDT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah, diantaranya adalah hutan tropis yang mempunyai keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna. Sumber daya flora di wilayah Indonesia diperkirakan sekitar 30-40 ribu spesies, diantaranya dikatagorikan sebagai tumbuhan obat (Wijayakusuma, 2007).
Saat ini, masyarakat semakin luas menggunakan tumbuhan obat dalam mengatasi masalah kesehatannya dari pada menggunakan obat-obatan moderen. Hal ini menandai adanya kesadaran untuk kembali ke alam (back to nature), dengan memanfaatkan produk-produk alami yang diyakini memiliki efek samping yang relatif lebih rendah dibandingkan obat moderen.
Sejak lama masyarakat telah mengenal dan menggunakan obat-obatan alamiah yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan, dan mineral. Mereka meramu dan meraciknya sendiri atas dasar pengalaman yang diwariskan secara turun-temurun oleh generasi sebelumnya (Dalimartha, 2007).
Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai tanaman obat, diantaranya memiliki efek farmakologis sebagai pelindung terhadap hati (hepatoprotektor), meningkatkan nafsu makan, antiradang, memperlancar pengeluaran empedu (kolagogum), dan mengatasi gangguan pencernaan seperti diare, konstipasi, dan disentri (Wijayakusuma, 2007). Namun mekanisme kerja temulawak dalam mengatasi diare sampai saat ini belum diketahui.
Telah dilakukan penelitian sebelumnya mengenai mekanisme kerja infus rimpang kunyit dalam mengobati penyakit diare, yang menunjukkan bahwa infus rimpang kunyit bekerja sebagai spasmolitik dengan cara antagonis nonkompetitif terhadap reseptor kolinergik (Wahyu,1985).
Temulawak dan kunyit merupakan tanaman yang sama-sama tergolong dalam suku zingiberaceae. Kedua tanaman ini memiliki kandungan senyawa kimia yang diketahui mempunyai keaktifan fisologi diantaranya kurkuminoid dan minyak atsiri (Ban,1985).
Untuk Lebih Lengkap
Cara Download : 1. Klik Link/ Tulisan Download
2. Anda akan menemukan halaman baru adf.ly/
3. Klik pojok kanan atas Skip.
4. Pilih tombol Allowpada pojok kiri atas 5. Kini anda bisa Download Gratis
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar